Begitu sulit.
Iya jalan yang ku pilih ini memang sulit.
Diri harus siap…. Siap diremehkan…. Siap di injak-injak…. Siap tak dianggap.
Diri ini adalah si pemikir (in the past), menggunakan pikiran untuk mencari jalan keluar atas peristiwa-peristiwa yang dialami tanpa memahami makna nya, menggunakan kekuatan pikiran untuk mencari rezeki, memanfaatkan pikiran semaksimal mungkin untuk berjuang hidup. Bahkan pikiran ini tidak terkendali memikirkan hal-hal yang tak perlu untuk dipikirkan. Pikiran ini merayap pelan-pelan menguasai raga sehingga raga terus bergantung kepadanya. Pikiran berimajinasi untuk menciptakan karya yang sedang ingin dia ciptakan, namun tak terkendali kekuatan nya malah merusak diri ini menjadi seseorang yang penuh kekhawatiran dan ketakutan. Bahkan pikiran ini menjadi liar siap siaga memasuki gerbang-gerbang ilusi dan ingin merambah menuju halusinasi, celakanya kalau sampai ke tahap delusi meledak lah semua.
Semasih kita hidup di bumi kita tidak akan bisa lepas dari pikiran karena pikiran itu sendiri adalah alat untuk kita hidup di kehidupan ini. Digaris bawahi dia hanyalah alat! Untuk itu buat apa kita berlama-lama berputar-putar dalam pikiran. Bahkan sampai lupa tujuan kita hadir di bumi ini. Disinilah supaya manusia tidak terlena terus oleh pikiran nya, perlu hantaman keras untuk menyadari mereka. Tidak semua manusia bisa melihat kelemahan dan karakter buruknya, untuk itu kita perlu didatangkan musibah, ialah pelajaran hidup, pelajaran-pelajaran hidup untuk mendewasakan pikiran.
Pikiran yang dewasa yang dimaksud adalah pikiran yang tidak hanya digunakan untuk memikirkan hal-hal keduniawian maupun hanya mementingkan diri sendiri dan mempertahankan ego, tetapi pemikiran yang bisa mengenal dan memahami diri sendiri serta lingkungan sekitar, memiliki kontrol bagaimana kita bertindak dan memahami imbasnya pada diri sendiri dan orang lain, serta pemahaman makna atas peristiwa-peristiwa yang di alami, inilah yang dinamakan kesadaran.
Kita menggunakan pikiran sebagai alat untuk bisa mencapai tujuan dari pembelajaran-pembelajaran di bumi yaitu mencapai kesadaran. Kita sadar penuh atas keberadaan kita sekarang dan saat ini, bukan memikirkan masa lalu maupun masa depan karena dua hal tersebut hanyalah produk dari pikiran, artinya kalau kita masih memikirkan masa lalu dan masa depan itu sama halnya kita masih berputar-putar dengan pikiran. Bagaimana kebahagiaan bisa datang kalau pikiran masih bergelut dengan bayang-bayang masa lalu dan masa depan, tentu yang ada hanya menimbulkan kegelisahan dan ambisi. Mari kita istirahatkan pikiran dan mulai lakukan tindakan dengan sadar penuh, bahwa sekarang dan saat ini kamu sudah take action, tercapai atau tidak hasil idealnya just let it go.