perubahan dan pikiran

Hidup ialah Perubahan, dan Pikiran tidak akan pernah mendapatkan hasil akhir

Setiap individu melewati fase hidup nya masing-masing, mempunyai tingkat evolusi (pikiran dan cara pandang tentang hidup) yang berbeda, namun apakah mereka paham akan fase hidup sendiri yang sedang di jalaninya dan bisa menghargai fase hidup yang sedang dijalani oleh orang lain?

Memahami fase hidup tentu akan bisa membantu kita menavigasi dan membuat keputusan yang sesuai dengan prioritas dan tujuan kita saat itu. Namun jarang orang menyadari akan keberadaan fase hidup ini, akan tingkat evolusi (pikiran) yang tidak bisa disamakan, sehingga mereka rentan untuk menjudge seseorang karena pemahaman akan kehidupan yang berbeda. Bagaimana caranya untuk menyadari hal ini? Ialah dengan kita belajar, bukankah manusia akan terus belajar selama mereka masih hidup, karena bumi adalah sekolah untuk diri agar bisa memperluas pikiran-pikirannya menjadi suatu kesadaran. Manusia bisa belajar darimana pun dan kapan pun, asal pikirannya terbuka untuk menerima semua itu. Akan tetapi banyak dari kita sering tidak mau berubah, dengan alasan beginilah aku apa adanya, padahal itu hanyalah bentuk ego yang besar, ke-aku-an, aku adalah aku, jangan rubah diriku.

Kita berspiritual ialah untuk kita melakukan perjalanan kedalam diri, belajar mengamati pikiran kita sendiri, ego kita sendiri serta gejolak-gejolak yang ditimbulkannya, sehingga kita tahu bagaimana cara kita berdamai dengan pikiran, berdamai dengan ego. Berdamai dengan pikiran dan ego tentunya membantu kita untuk membuka gerbang pengetahuan, secara alami menjadi open minded, membuka pikiran menerima pembelajaran-pembelajaran baru, melestarikan warisan-warisan (pengetahuan) para master, kita mengalami perubahan secara alami mengikuti pergerakan semesta, bukan karena greedy nya kita yang dilahirkan oleh ego, segala sesuatu akan possible dengan pikiran yang jernih, sehingga kita bisa tahu dan menangkap kesempatan (sekecil apapun itu) yang diberikan oleh semesta.

Karena hidup ialah perubahan, dan dengan pikiran yang berevolusi, maka pikiran tidak akan mendapatkan hasil akhir dalam perjalanan hidup yang selalu berkembang. Pikiran akan memahami satu hal dengan pemahaman yang berbeda-beda di fase-fase hidup dan evolusinya. Pada fase sekarang ini, disaat pikiran mu mempunyai tingkat evolusi tentang hidup ialah perjuangan, pemahaman tentang hidup seperti ini tidak akan selalu menjadi pemahaman yang sama oleh pikiran. Setelah pikiran berevolusi pemahaman hidup seperti itu pun akan bisa berubah, fase selanjutnya bisa saja kamu memahami bahwa hidup dibawa santai saja, dinikmati dan hidup adalah perayaan kenapa harus berjuang mati-matian untuk hidup. Namun yang menjadi tolak ukur dalam evolusi pikiran ialah kesadaran, pikiran dan kesadaran adalah barang yang sama, namun fungsinya yang berbeda. Menggunakan pikiran artinya kita masih melakukan analisa, indentifikasi, penilaian atau membandingkan serta memutuskan, dan pikiran ini kita gunakan untuk ber-society, untuk kita bermasyarakat. Kemudian untuk diri sendiri, kita menggunakan kesadaran, kita melihat atau mengamati tanpa analisa, identifikasi ataupun penilaian. Kita mengamati pikiran kita sendiri, menyelam ke dalam diri.

Kesadaran akan membantu kita untuk meletakkan pikiran disaat kita melakukan perjalanan kedalam diri, melatih ego untuk melepaskan ego itu sendiri, merubah pandangan hidup bahwa hidup bukan tentang diri kita sendiri tetapi hidup ialah kebermanfaatan untuk orang lain. Ketrampilan, pengetahuan, dan sumber daya yang kita miliki dapat digunakan untuk pertumbuhan dan kemajuan masyarakat serta lingkungan. Pada akhirnya, tolak ukur perkembangan seseorang terletak pada kemampuannya untuk berkontribusi secara bermakna bagi dunia di sekitarnya.

Share this post

Scroll to Top